LATAR BELAKANG : Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang penting di dunia ini. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi
oleh Mycobacterium Tuberculosis. Saat ini, Indonesia menempati urutan ke lima
dunia dengan jumlah insiden terbanyak TB pada tahun 2009 setelah India, China,
Afrika Selatan, dan Nigeria. Tercatat sejumlah 294.732 kasus TB telah ditemukan
dan diobati. Dan lebih dari 169.213 diantaranya terdeteksi TB Paru BTA (+).
Sejalan dengan itu, merokok juga merupakan masalah kesehatan yang
mengancam dunia. Diperkirakan 1,1 milyar penduduk dunia berusia diatas 15
tahun/lebih adalah perokok dan 4,9 juta orang pertahun meninggal akibat
merokok.
TUJUAN : Untuk mengetahui hubungan antara riwayat merokok dengan lamanya
pengobatan pasien tuberculosis paru.
METODE :Penelitian ini merupakan penelitian Observasional Analitik dengan
pendekatan Cross Sectional Study, yang pengukuran variabelnya dilakukan hanya
satu kali pada satu waktu. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa
catatan rekam medik pasien yang telah didiagnosa menderita TB Paru BTA (+)
oleh dokter dan telah menjalani pengobatan di Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat (BBKPM) Makassar selama minimal 6 bulan. Sampel diambil
menggunakan metode purposive sampling. Sampel berjumlah 91 pasien.
Kemudian dianalisa berapa lamakah waktu yang digunakan pasien untuk berobat
dan apakah pasien tersebut memiliki riwayat merokok atau tidak. Lalu data yang
didapatkan dianalisis dengan menggunakan uji statistic Chi Square (α = 0,05).
HASIL : Pada penelitian ini didapatkan yang berobat selama 6 bulan sebanyak 9
orang (merokok) dan 38 (tidak merokok), > 6 bulan sebanyak 14 orang (merokok)
dan 30 orang (tidak merokok). Lalu di uji menggunakan Chi Square dengan taraf
signifikan p < 0,05 didapatkan hasil p = 0,043.
KESIMPULAN : Ada hubungan antara riwayat merokok dengan lamanya
pengobatan pasien tuberculosis paru.
KATA KUNCI : Tuberkulosis, Tuberkulosis Paru, Riwayat Merokok